Satu hal yang paling penting untuk dimaknai dari turunnya Al-Qur'an adalah ia diturunnkan sebagai petunjuk bagi manusia, bagi siapa saja yang menginginkan kejayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan hidup di dunia yang sementara maupun akhirat yang selamanya.
Sebagaimana yang telah Allah Swt Firimankan dalam Al-Qur'an:
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(QS: Al-Baqarah [2] Ayat: 2)
(QS: Al-Baqarah [2] Ayat: 2)
Bukan hanya sekedar menjadi bacaan umat islam dalam rangka ibadah dan mencari keridhoan Allah, tetapi juga sebagai perenungan atas ayat yang diturunkan secara berangsur-angsur yang mengandung kekuatan bagi individu secara khusus maupun manusia secara umum, kekuatan ruhani juga jasmani, obat bagi segala penyakit, dan sebab ditinggikan atau dihinakannya sebagian golongan dari sebagian lainnya. Serta mengandung hal-hal situasional yang kongkret bagi umat terdahulu, saat ini dan yang akan datang. Bagi kehidupan sekarang didunia dan kehidupan setelahnya diakhirat kelak.
Suatu ketika Sahabat Amir bin watsilah r.a mengatakan bahwa Sahabat Umar r.a telah mengangkat Sahabat Nafi' bin Abdul Harits r.a menjadi gubernur di Makkah, Sahabat Umar r.a kemudian bertanya kepadanya, "siapakah yang engkau angkat sebagai wakilmu di Makkah?", ia menjawab, "Ibnu Abza". Sahabat Umar r.a bertanya, "siapakah dia?", ia menjawab, "ia seorang hamba sahaya kami yang telah kami merdekakan". Lantas Sahabat Umar r.a bertanya lagi, "mengapa engkau mengangkat seorang hamba sahaya sebagai wakil?", ia menjawab, "ia adalah hamba sahaya kami yang 'alim membaca Al-Qur'an, 'alim dalam ilmu faraid, dan ahli dalam memutuskan hukum". Mendengar hal itu Sahabat Umar r.a langsung berkata, "Baginda Rasulullah Saw bersabda, "melalui Al-Qur'an Allah Swt meninggikan derajat banyak orang dan dengannya pula Allah Swt merendahkan derajat banyak orang (yakni orang yang tidak memperdulikan Al-Qur'an)".
[Sebagaimana riwayat dalam kitab Shahih Muslim dan kitab Muskilul Atsar (Ath-Thowai) ]
Juga sebagaimana yang termaktub dalam hadits yang diwayatkan Imam Muslim:
عَن عُمَرَ بنِ الخَطٌاَبِ رَضَي اللٌهُ عَنهُ قَالَ: قَالَ رَسُولٌ اللٌهُ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنَ اللٌهَ يَرفَعُ بِهذَ االكتَاِبِ اَقَوامًا وَيَضَعُ بِه اخَرِينَ (رواه مسلم) "Dari Umar r.a berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Allah mengangakat derajat berapa kaum melalui kitab ini (al Qur’an) dan Dia merendahkan beberapa kaum lainnya melalui kitab ini pula.” (Hr. Muslim)
Barang siapa yang beriman dan beramal dengan Al-Qur’an, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya dan memuliakannya di dunia dan di akhirat. Dan siapa saja yang tidak beramal dengan Al-Qur’an, maka Allah pasti menghinakannya. Allah Swt Menyatakan dalam Al-Qur’an :
...يُضل به كثيراً ويهدي به كتيراً.... “… dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan (dengan perumpamaan itu pula) banyak orang yang diberiNya petunjuk…” (Qs. Al-Baqarah [2] : 26)
Juga dalam firman lainya:
وننزل من القران ما هو شفا ء ور حمة للمو منين ولا يز يد الظلمين الا خسا را................؟ “dan Kami turunkan dari al Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan al Qur’an itu tidak menambah bagi orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (Qs. Al Isra [17]: 82)
Oleh karnannya bukan hanya sebagai amalan tetapi penting untuk di amalkan.
maka penting bagi setiap muslim mengetahaui makna setiap ayat dalam Al-Qur'an, dengan cara mempelajari bahasa Al-Qur'an (arab), atau mengikuti orang yang memahami bahasa Al-Qur'an (para Mufassir). Agar dapat mentadabburi setiap makna ayatnya kemudian diamalkan dan disampaikan.
Maka Asy-Syaikh Mulana Sa'ad Rah.a katakan seminimal mungkin umat islam memiliki Al-Qur'an terjemahan dan membaca ayat beserta maknanya. Agar memberikan kekuatan ruhani yang lebih besar dan dalam.
Dan Asy-Syaikh Maulana Ilyas Rah.a katakan, "telah banyak ahli sufi yang aku ziarohi,dan mengambil beberapa dzikir dari mereka. tapi tidak kutemui dzikir yang lebih kuat dan berpengaruh melebihi membaca Al-Qur'an selepas tahajud (menjelang subuh)."
Inilah sebab mengapa generasi awal merupakan generasi yang terbaik, yang mereka ridho kepada Allah Swt sedang Allah Swt juga ridho terhadap mereka, sebab mereka hidup dengan bimbingan Al-Qur'an dan Rasulullah sebagai guru terbaik, mereka beramal dengan Al-Qur'an, bermuammalah dengan Al-Qur'an, bermuasyaroh dengan Al-Qur'an dan berjuang dengan Al-Qur'an.
Oleh karnanya jika ingin mengembalikan kejayaan islam sebagaimana jayanya pada masa generasi para Sahabat r.hum, maka kembalilah kepada Al-Qur'an, didiklah mental, intelektual, dan akhlaq generasi kita dengan Al-Qur'an. Dan jika ingin menghancurkannya, maka tinggalkan ia di belakang dan ikuti jalan-jalan kaum yang dengannya Allah telah melaknat dan menghinakannya.
wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar