Selasa, 31 Maret 2015

Jamaa-atul Jihaad wad Dakwah, Kisah Unik Mujahidin Jamaah Tabligh di Suriah




Wawancara khusus dengan Faksi Mujahidin Jamaah Tabligh oleh Relawan MMS

Setaunan lalu saya diceritin salah satu relawan Misi Medis Suriah. Ketika itu beliau masih di Suriah, Dan hobi blusukan sendirian. Mungkin hobi beliau tersebut ditiru atau meniru jejak langkah walikota Persib, Kang Ridwan Kamil, Yang beberapa hari lalu terpergok sedang sidak gorong-gorong malam-malam
Dalam perjalanan blusukannya itu banyak kelompok, Banyak orang, Dan banyak kejadian beliau temui. Seperti grup mujahidin yang seluruh anggotanya orang Suriah tapi dikomandani orang Turki, Atau grup mujahidin yang seluruh anggotanya perempuan. AlhamdulIllah grup yang terakhir ini saya dikirimi foto-fotonya. Tapi mohon maaf hanya untuk konsumsi sendiri, Kuatir bikin repot pemerintah. Kalau saya sebar foto-foto itu bisa terjadi eksodus besar-besaran orang Indonesia ke Suriah,
Hehehehe...

Diantara cerita beliau yang paling berkesan adalah ketemu grup mujahidin yang seluruh anggota dan ketuanya terdiri dari unsur Jamaah Tabligh
Begitu dikasih tau, Langsung saya minta beliau kembali lagi kesana, Melakukan wawancara eksklusif dengan daftar pertanyaan yang sudah saya buat. Transkrip dan terjemahan bebasnya kurang lebih begini :


Ø  "Assalamualaikum warahmatUllah wabarakatuh bro. Gimana kabar ? Kaget juga saya ketemu antum, Kelompok Jamaah Tabligh yang membentuk grup tersendiri. Kalo boleh tau apa alasannya ?"

Ø  "Waalaikumsalam warahmatUllah wabarakatuh... Alhamdulllah kabar kami baik, Semoga Allah memberi kami kebaikan dan menjaga antum di Indonesia dari apa yang kami alami di Suriah sini. Betulnya saya yang kaget. Kok ada orang Indonesia, Kecil badannya, Lugu tampangnya, Keluyuran sendirian di medan perang sini dengan ambulance. Ga peduli bom ga peduli peluru bersliweran, Memasuki gang-gang sempit, Menawarkan bantuan medis pada semua orang yang ditemui, Membawa permen dan jajanan satu karung lalu membagi-bagikannya pada setiap anak kecil. Itu akhlak yang sederhana tapi sangat menyentuh ! Yang insyaAllah semakin menyatukan hati kita sesama muslim !
Semoga Allah memberi antum kebaikan yang banyak dan pahala jihad fiisabiilIllah...Ya betul, Kami sengaja membentuk kelompok khusus Jama'ah Tabligh sebab memandang banyak mujahidin ibadahnya masih kurang baik terutama soal ibadah wajib. Kami tidak menganggap diri lebih baik dari siapapun, Tapi kami melihat kalau bagus juga mengadakan dakwah di tengah medan perang ini, Minimal sama-sama mengingatkan akan ibadah wajib. Sehingga makin sempurna jihad ini. Saban hari kalau tidak ada perang, Kami berpencar mendatangi seluruh grup mujahidin tidak peduli dari faksi apa, Bersilaturahim, Dan menyelidiki aspek ibadah grup tersebut. Kalau sudah bagus, Kami segera berpindah ke grup lain, Kalau belum bagus, Kami bermukim beberapa waktu dan mengajak seluruh anggota grup tertib beribadah. AlhamdulIllah dengan begitu Allah sadarkan banyak mujahidin. Memang hampir tidak ada dari mereka yang kemudian bergabung dengan kami jadi Jama'ah Tabligh. Tapi bukan itu tujuan kami, Sama sekali bukan, Terlintas di pikiran pun tidak pernah. Cukup kami dan mereka sama-sama menjalankan ibadah wajib dan sunnah secara tekun, Sudah bahagia betul kami ini. Kalau masalah anggota, Itu cuma teknis aja. Kebetulan memang dibentuknya grup ini sudah lama dan para pendirinya memang orang-orang Jama'ah Tabligh, Menginduk ke FSA sejak mula revolusi, Tapi kami tidak pernah mengangkat bendera grup kami dalam perang. Biarlah itu rahasia antara kami dengan Allah. Dan hubungan kami dengan semua faksi sangat baik. Bahkan sekarang ini ketika hubungan antar faksi mujahidin sedang panas dan beberapa kali terjadi perselisihan, Para tetua grup kami dipanggil mendamaikan. Mereka tau kami tidak punya ambisi pribadi dan kelompok dalam perang ini kecuali seluruh ummat muslim dapat menjalankan ibadah dengan baik !"

Tertegun saya membaca jawaban mereka. Dan memang di kemudan hari, Dari kesaksian relawan MMS di lapangan, Akhlak grup ini luarbiasa. Semoga Allah menghebatkan kebaikan mereka, Dan meluruskan kekurangan mereka dengan washilah akhlak mereka yang masyaAllah itu
Lucu dan mengharukannya, Ketika relawan MMS berpamitan, Ketua grup yang diwawancarai itu bilang :
"InsyaAllah kalau perang selesai dan saya masih hidup, Saya akan kembali ziarah ke Indonesia. Dulu saya pernah 6 bulan khuruj berkeliling Indonesia. Kalau saya syahid dan tidak sempat kembali, Titip salam untuk muslimin disana, Dan kawan-kawan saya di Kebon Jeruk Jakarta..."
Dia bilang begitu dengan bahasa Indonesia !

Sumber: FB Fathi Yazid Attamimi ( Ketua Relawan Misi Medis Suriah )

Senin, 30 Maret 2015

Imam Syafi'i, Cahaya Pembaharu Islam, Pelajaran Berhaga Bagi Setiap Penimba Ilmu (bag 2-selesai)

Lanjutan dari artikel pertama, Imam Syafi'i, Cahaya Pembaharu Islam, Pelajaran Berharga Bagi Setiap Penimba Ilmu (bag1)

Dengan hormat dan tawadhu' beliau memasuki kota umat islam di era pemerintahan khulafaur rasyidin, kota tempat disemayamkannya baginda Nabi saw. Setelah sholat di masjid nabawi dan berziarah kemakan baginda Nabi saw, Imam Syafi'i segera menghadap gubernur Madinah  dan menyerahkan surat gubernur Makkah kepadanya. setelah selesai membaca dan surat tersebut, sang gubernur memandang kearah Imam Syafi'i dengan wajah heran sembari berkata, :
"Nak, sungguh berjalan kaki dari jantung kota Makkah sampai jantung kota Madinah tanpa alas lebuh ringan dibanding berjalan menuju pintu rumah Imam Malikn bin Anas!"


Imam Syafi'i yang belum sepenuhnya memahami maksud ucapan sang gubernur Madinah tersebut berkata., :
"Semoga Allah melimpahkan kebajikan kepada anda, bagaimana kalau Imam Malik anda panggil untuk menghadap?"

Memdengar perkataan Imam Syafi'i yang belum sepenuhnya mengenal Imam Malik ini tersenyum kemudian berkata.:
"Jauh usulmu nak, tidak mungkin beliau sidi datang kecuali kita berangkat menghadap beliau dengan debu-debu lereng aqiq menerpa wajah kita."

Mendengar perkataan sang gubernur, Imam Syafi'i mulai memahami dan menundukan kepalanya tak tahu harus berkata apa agar sang gubernur mau mengantarkan beliau untuk menemui sang Ulama idola. Sang gubernur lalu menawarkan kepada Imam Syafi'i untuk beristirahat untuk kemudian diesok harinya menghadap Imam Malik bersama-sama, sungguh perkataan yang sangat indah melebihi nyanyian gadis-gadis bani Hudzail.

Keesokan harinya, selepas menunaikan sholat ashar di masjid Nabawi, segera beliau menghadap gubernur Madinah untuk berangkat menemui sang Imam Makkah. Imam Malik bukanlah orang kaya pada waktu itu, namun kewibawaan dan ketegyhannya menjalankan syari'at membuat para agniya dan umaro segan kepada beliau.

Setibanya para rombongan gubernur dirumah sang Imam, salah satu dari mereka mengetuk pintu rumah Imam Malik, muncullah dari balik pintu seorang budak berkulit hitam, setelah menanyakan keperluan mereka, budak tersebut meminta para rombongan untuk menunggu. Setelah lama menunggu kembalilah budak hitam tersebut dan menyampaikan perkataan Imam Malik agar mereka menuliskan masalah yang mereka miliki disecarik kertas, namun apabila masalah tersebut berhubungan dengan masalah ilmu hadits, Imam Malik meminta agar mereka datang pada majlis beliau.

Gubernur Madinah kemudian meminta sang budak untuk menyampaikan surat dari gubernur Makkah, setelah masuk dan menyampaikan surat dari sang gubernur, ia kemudian keluar dengan membawa kursi yang diletakan didepan pintu. Kemudian dari balik pintu keluarlah sang Imam yang dinantikan, beliau kemudian duduk, nampak jelas kemuliaan dan kewibawaan dari raut wajah beliau.

Setelah mendengar maksud hati Imam Syafi'i jauh-jauh mendatanginya, dan setelah mengetahui keadaan dan nasab Imam Syafi'i, Imam Malik kemudian menatap beliau beberapa saat, seolah-olah mendapat firasat baik akan besarnya masa depan anak yang berada dihadapannya, Imam Malik pun kemudian berkata kepada Imam Syafi'i, :
"Hai Muhammad, bertakwalah engkau kepada Allah, dan jauhilah oleh mu kemaksiatan, aku yakin suatu haru nanti enkau akan dianugrahi anugrahyang besar dari Allah. besok pagi datanglah kemari, nanti akan ada orang yang membacakan kitab hadits kepadamu." kata Imam Malik menasehati Imam Syfi'i.

Tapi Imam Syafi'i yang telah diberikan kesempatan untuk mendengar bacaan kitab Imam Malik justru memohon kepada Imam Malik agar beliau yang membacakan sendiri kitab Muatho'. Keesokan harinya Imam Syafi'i datang ke majelis Imam Malik dan membacakan langsung kitab Muwatho' didepan Imam Malik, kagun dengan bacaan Imam Syafi'i, Imam Malik kemudian menyuruh beliau meneruskan bacaannya sampai beberapa hari. sejak saat itu, Imam Syafi'i menetap dimadinah dan berguru kepada Imam Malik serta beberapa ulama besar madinah lainnya sembari membantu membacakan kitab Muwatho' kepada penduduk kota maupun jamaah haji.

Lezatnya ilmu telah merasuk kedalam jiwa Imam Syafi'i begitu nikmatnya melebihi semua nikmat yang ada didunia, hal ini dapat terlihat dari luapan hati beliau yang disampaikannya dalam syi'ir berikut :
 "Begadangku untuk menelaah ilmu terasa lebih nikamat dari pada bertemu penyanyi dan keharuman khamer mereka. Sungguh goresan penaku diatas kertas lebih nikmat daripada bercinta bersama para pecinta. Tabuhan rebana para gadis masih kalah nikmat dibanding kenikmatanku memukul bukuku untuk membersihkan debu, masalah dalam belajar jauh lebih nikmat daripada para pemabuk khamer."

Karna kegairahannya kepada ilmu, Imam Syafi'i kemudian memutuskan untuk meneruskan perantauannya dalam menimba ilmu kebeberapa negara lainnya. Tercatat beberapa negara pernah menjadi tujuan beliau berkhidmat kepada ilmu, diantaranya Iraq, Yaman, dan Mesir. Terdapat cerita yang begitu mengharukan pada perjalan beliau ke Iraq, cerita yang menjelaskan eratnya hubungan antara guru dan murid, dimana Imam Syafi'i yang hendak berangkat menuju kufah dibiayai oleh Imam Malik yang sudah dimaklumi kekurangannya dalam hal ekonomi, sehingga Imam Syafi'i merasa heran dengan apa yang dilakukan sang guru. Ternyata pada malam harinya seseorang yakni Abdurahman bin Qasim datang menemui Imam Malik dan memohon agar beliau bersedia menerima hadiah darinya yang ternyata sejumlah uang. Sungguh rizki yang tidak terkira dari Allah.

Imam Malik pun menghantarkan sang murid hingga ke baqi', sang guru menatap wajah murid nya dan berkata,:
"Tujuan menuntut ilmu agama adalah kehidupan akhirat, tidakkah engkau memahami, bahwasanya para malaikat meletakkan sayap mereka pada pencari ilmu karena merestui perbuatan merek? raihlah ilmu agama, engkau akan direstui Allah."  


Sesampainya di Kufah, Imam Syafi'i menuju kediaman Imam Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf, dan menetap di kediaman Imam Muhammad bin Hasan. disana beliau banyak mendiskusikan seputar permasalahan fiqih madzhab Abu Hanifah dan pemikiran guru beliau, Imam Syafi'i disana juga banyak berguru kepada Ulama-ulama Kufah serta menyadur kitab-kitab Imam Abu Hanifah yang banyak dari Imam Muhammad bin Hasan. Setelah merasa cukup, Imam Syafi'i kemudian memutuskan untuk kembali ke Madinah, dalam perjalanan ke Madinah beliau banyak singgah di beberapa daerah daerah Iraq dan kemudian menuju Palestina, tanah kelahirannya dan tinggal dikota Ramlah. Dua tahun waktu yang ditempuh menjadikan keilmuan dan pengalaman mengenai kondisi masyarakat beliau maju begitu pesat.

Imam Syafi'i juga tercatat pernah bekerja untuk gubernur Yaman di Yaman, disamping bekerja beliau juga belajar ilmu perbintangan disana. Ketekunan beliau dalam bekerja dan belajar, serta akhlaq beliau yang begitu indah membuat banyak orang mengaguminya, sehingga dalam waktu yang singgkat pengaruh Imam Syafi'i menyebar begitu luas. Kecermelangan karir beliau membuat sebagian orang dengki degan beliaudan berusaha memfitnah beliau dihadapan kahlifah putra Abu Mansur yakni Harun Ar-Rasyid. Beliau difitnah dengan tuduhan memimpin pemberontakan kelompok Bani Alawy (keturunan Ali) di Yaman. Sehingga beliau di tangkap dan dibawa untuk menghadap khalifah di Baghdad, dihadapan sang khalifah Imam Syafi'i menyampaikan salam.

"Sekarang apa pembelaanmu, setelah jelas-jelas Abdullah bin Hasan terbukti sebagai pemberontak?"tanya sang khalifah. Sebelum menjawab, Imam Syafi'i memnita sang raja untuk melepas belenggunya, sang raja pun memerintahkan paengawalnya untuk melepas belenggu Imam Syafi'i. Kemudian Imam Syafi'i berlutut dihadapan khalifah Harun dan berkata, :

"wahai orang-orang yang beriman, bila datang pada kalian laki-laki fasiq dengan membawa berita, maka selidikilah terlebih dahulu. Semoga hamba tidak termasuk orang fasik tersebut, sesungguhnya hamba memiliki dua kewajiban bagi baginda, yaitu menjaga kehormatan islam dan tanggung jawab kekeluargaan, cukup kedua hal ini menjadi bukti bahwa hamba bukanlah pembangkang apalagi pemberontak kepemimpinn baginda. Sebenarnya baginda lebih berhak berpegang teguh pada hukum Allahmengingat baginda adalah pembela dan penjaga agama Allah serta merupakan putra paman nabi."

Mendengar pembelaan Imam Syafi'i, wajah khalifah Harun berseri-seri dan berkata,:
"Sungguh ketakutanmu sekarang telah sirna karena aku akan menjaga hak kekeluargaan kita dan keilmuanmu, sekarang duduklah."
"Wahai Syafi'i, seberapa dalam pengetahuanmu tentang kitab Allah?" tanya sang khalifah
"Kitab yang mana yang baginda maksudkan, karena kitab Allah yang bdiwahyukan begitu banyak."
"Kitab yang diwahyukan kepada putra pamanku, Muhammad Saw."

Imam Syafi'i kemudian menjelaskan ilmu yang bersangkutan dengan Al-Quraan satu persatu dengan rinci sehingga membuat kagum hati khalifah Harun Ar-Rasyid, sang khalifah kemudian merubah pertanyaannya seputar ilmu falak, kedokteran, filsafat dan lain-lain namun dijawab dengan detail dan jelas olah sang Imam hingga hati sang raja merasa senang berbincang dengannya. Kemudian sang khalifah meminta nasihat kepada Imam Syafi'i, dan beliau pun menasehati khalifah dengan nasihat yang menyentuh hati sang khalifah sehingga ia menangis tersedu-sedu.

Setelah mendengar nasihat Imam Syafi'i, khalifah membebaskan beliau dan memberinya hadiah lima puluh ribu dinar,. Kemudian beliau memohon pamit kepada sang khalifah dan membagi-bagikan hadiah kepada para prajurit yang menjaga istana.

Di Mesir Imam Syafi'i menjalankan rutinitas beliau dalam lautan ilmu, terhitung mulai tahun 199 H beliau rutin mengajar mulai subuh sampai dzuhur di masjid Amr bin Ash. Para ahli Quraan mengaji bersama beliau selepas sholat subuh, setelah itu dilanjutkan dengan ahli hadits, selanjutnya adalah diskusi, kemudian ahli bahasa arab dan syair arab sampai adzan dsuhur dikumandangkan. Setelahnya beliau pulang untuk istirahat sampai waktu sore, waktu malam beliau gunakan untuk mengajar dirumah beliau.
 Demikianlah rutinitas beliau hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada malam jum'at akhir bulan rajab 204 H selepas sholat isya disisi santri beliau Rabi' bin Sulaiman. neliau di mandikan oleh Gubernur Mesir, para pelayat berebut ingin membawa jenazah beliau sebagai penghormatan terakhir kepada pembawa pencerahan ilmu agama islam. beliau dikuburkan di "Turbah ahli hikam" yang sekatang dikenal dengan "Turbatus Syafi'i".

Selamat jalan cahaya keilmuan isam, selamat bersua dengan Rab dan Kekasihmu Muhammad Saw, selamat menuai balasan yang tiada henti atas kebajikanmu...

Sumber:
Diwanu Al-Imamisy Syafi'i
Mawaidhu Al-Imamisy Syafi'i 


Di Tengah Kabar Gembira Serangan Saudi ke Hutsi Yaman, Terselip Berita Duka Dari Mujahidin Nusantara di Suriah


KH. Muhammad Arifin Ilham Ucapkan Bela Sungkawa dan Doakan Para Mujahidin
Muhammad Jibriel: Kau telah dipinang bidadari Surga yang sangat-sangat cantik bermata jeli
InnaalIllahi wa innaa ilaihi raajiuun...

Di tengah kabar gembira serangan Saudi ke Hutsi Yaman, Terselip berita duka. Telah syahid InsyaAllah, Akhi Abu Umar Ridwan Abdul Hayyi, Putra ke 6 Ust. Abu Jibril. Kakak beliau, Jibril, Adalah pendiri media Ar-Rahmah, Ridwan syahid terkena peluru tank baja dalam serangan mujahidin gabungan merebut ibukota Idlib pada 26 Maret lalu. Hafidz Al-Qur'an ini masih belia, baru 22 tahun, selalu tersenyum, pemberani, dan InsyaAllah ikhlas memerangi Syi'ah demi membela agama Islam dan muslimin Suriah. Beliau adalah mujahidin penentang ISIS, Bahkan termasuk musuh besarnya !

Semoga Allah menerimanya sebagai syuhada !
Kakak beliau, Muhammad Jubriel Abdul Rahman dalam akun facebooknya menulis nota yang begitu indah, yang menyayat hati siapa saja yang membacanya, khususnya para perindu syahid, yang masih sibuk dalam kelalaian sementara telah ditinggal jauh oleh saudara-saudaranya menuju kemuliaan, SYAHID..

Bahkan KH. Arifin Ilham secara khusus dalam fanspagenya menulis kekaguman dan kecemburuan beliau, sekaligus doa yang senantiasa dipanjatkan beliau setiap subuh di masjid Az Zikra.

Berikut nota indah dari kakak sang syuhada yang begitu indah :



Bismillah, Adikku tercinta Ridwan Abdul Hayyie (semoga Allah menerimamu sebagai syuhada'), dalam diam, Abangmu ini sangat merinduimu dan mencintaimu. Abang tau, kau tidak bisa membaca statusku ini, namun sudah pasti kita akan bertemumu satu saat nanti, disaat jasad-jasad kami sepertimu. Sungguh, aku cemburu atas kesyahidanmu (Insya Allah) sebelum kami. Impian mendapat syahadah dijalan Allah sudah kuimpikan sejak kecil, saat Abah Ummi mendidik kita apa itu Jihad dan Syahadah. Seluruh ujian dan cobaan dunia telah kita lalui, semua penuh airmata dan darah. Keluarga kita selalu dizalimi oleh kaum munafik dan kafir dengan tuduhan-tuduhan "TERORIS" dan tuduhan MAKAR yang tak jelas. Namun, Abah dan Ummi selalu saja menasihati aku dan kamu serta adik-adik yang lain untuk terus sabar, dan sabar lagi, dan sabar lagi. Kata-kata sabar sudah ibarat makanan harian kita, tapi itu menjadi senjata kekuatan Iman kita. Subhanallah...

Adikku tercinta Ridwan (semoga Allah meridhaimu dan menerima kesyahidanmu, Insya Allah). Kau telah dipinang bidadari Surga yang sangat-sangat cantik bermata jeli. Ntah kenikmatan apa lagi yang kau dapatkan "disaana" saat ini, namun ku selalu meyakini semua kenikmatan yg Allah karuniakan untuk para syuhada' kamu dan teman-teman yang telah bertempur di kota Idlib kemarin, Masya Allah..

Adikku, selamat jalan, selamat jalan. Kami disini akan menyusulmu satu saat nanti, membela dienullah dengan harta dan nyawa, kita persembahkan bersama untuk Allah sehingga syahid menjemput kita, Insya Allah....

______
"Orang yang mati syahid mempunyai 7 karunia di sisi Alloh, yaitu: Ia diampuni pada waktu tetesan darah yang pertama, ia dapat melihat kedudukannya di Surga, ia dihiasi dengan pakaian keimanan, ia dijodohkan dengan 72 istri dari bidadari yang cantik jelita, ia dilindungi dari adzab kubur dan diamankan dari rasa takut yang paling besar dan dipakaikan pada kepalanya mahkota kehormatan, satu mutiara darinya lebih baik daripada dunia dan dari apa yang ada di dalamnya serta ia dapat memberikan syafaat kepada 70 manusia dari ahli keluarganya" (Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, At-Turmudzi, Ibnu Majah dari Al-Miqdam bin Ma’ad Yakrib RA dan Kanzul-Ummal, Juz IV/ 11132)

Subhanallah...


Tulisan KH. Arifin Ilham di fanspagenya yang mengutarakan kekaguman dan doa kepada para mujahidin

MasyaAllah cemburu, kagum, cinta pada adikku Ridwan Abdul Hayyie diusianya yang masih belia ia habiskan dg mujahadah tadabburul qur'an dan jihad fii sabiilillaah. Putra tercinta ayahanda Abu Jibril yg bersahaja, wajah bersih, murah senyum, tidak banyak bicara tetapi sorot mata yg terlihat tegas seperti umumnya wajah para mujahid yang mulia. Lahir pada tanggal 16 Juni 1993. Setahun setelah menamatkan pelajarannya di Pesantren Tahfidzul Qur’an ‘Isykarima’ Karangpandan, Solo, beliau berangkat ke medan jihad Suriah sebagai relawan kemanusiaan Majelis Mujahidin.

Bukan ISIS dan malah justru diperangi ISIS. Setiap kezholiman terhadap hamba-hamba Allah yang beriman selalu Allah hadirkan para mujahidNya. Simaklah Kalam Allah ini, "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya (karena diperangi) maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui" (QS al-Maa’idah 54). 

Wilayah perang maka jihad harbu, jihad perang pun dikumandangkan, seperti Afganistan, Palestina, Irak, Suriah, Yaman dsb, adapun wilayah damai, seperti negeri kita Indonesia ini maka jihadnya adalah jihad da'wah, al amru bil ma'ruf wan nahyu anil mungkar. Dua-duanya barisan mujahidin, saling mendukung, saling membela dan saling memperkuat (QS At Taubah 122). Abang jadi ingat wasiat Habib tercinta ayahanda Rizq Syihab, "antum tanam padi, biar habib bagian jaganya". Abang bahagia sekali padamu adikku Ridwan, demi Allah abang menangis menulis ini karena abang cinta kepadamu dan para mujahidNya.

Karena itulah di mesjid Az Zikra setiap subuh selalu mendoakan para mujahidin di seluruh dunia tanpa lupa mendoakan keberkahan untuk negeri kita tercinta ini. InsyaAllah engkau syahid bahagia adikku, sebahagia muallaf yg terus bertambah di majlis Az Zikra yg kini 599 muallaf, dan Insya Allah ahad zikir 15 Jumadil Akhir / 5 April bertambah lagi seorang tokoh yg akan bersyahadat terbuka, juga sebahagia POLWAN yg sekian lama ingin berjilbab kini sudah boleh mengenakannya. ALLAHUMMA Ya Allah satukan hati kami, menangkan para mujahidin, berkahi harakah da'wah kami dan negeri kami Indonesia...aamiin.


Yaman Membara, Mujahidin Lokal Sokong Pasukan Saudi Hadapi Syi’ah Hutsi!!!


Mujahidin Yaman
Kemarin malam, 28 Maret 2015 terjadi pertempuran darat sengit di perbatasan kota A'den, Yaman. Mujahidin gabungan menghadang laju milisi Hutsi yang hendak menduduki A'den! Milisi Hutsi yang berseragam layaknya militer lengkap dengan sepatu boot, Uniform, Dan topi, Dihajar para pejuang yang bertempur mengenakan sarung !


Korban pasukan syi’ah yang di “sikat” mujahidin Lokal
Heill Mujahidin ! Heill Sarung !
Hutsi rupanya ga kalah pintar
Diserang dari udara, Mereka balik menyerang dari darat dengan cara menangkapi dan menembaki membabi buta kaum muslimin Yaman ! Utamanya di daerah yang belum dapat giliran dibom koalisi negara Arab pimpinan Saudi.
Sedangkan di Shabhwa, Yang isinya beberapa kabilah terkuat di Yaman, Hutsi melakukan aksi militer. Warga Indonesia yang merupakan Saudara narasumber, disana sekeluarga bergabung dengan kabilahnya angkat senjata melawan.
Setelah briefing singkat dan pemanasan tembak-menembak ke udara, Bergeraklah pasukan ke rumah sederhana tapi luas milik ulama setempat, Meminta doa restu. Dari dalam keluar anak sang ulama meminta hadirin menyingkir dari garasi karena yang ditunggu akan datang dari situ.
Beberapa saat kemudian, Dari garasi terdengar suara menderum. Gesekan besi dengan aspal, Ditimpali suara mesin diesel yang berat dan berdebam-debam. Penasaran, Para hadirin melongok ke garasi. Begitu pintu terbuka terkejut lah mereka. Sang ulama yang tua renta itu keluar mengenakan jubah putih, Menenteng AK-47, Dan duduk diatas tank baja !
Dari rumah beliau keluar 3 tank baja, Satu kendaraan pengangkut senjata anti serangan udara, Dan satu peluncur mortir.
Gile bener orang Yaman, Ulama simpenannya bukan cuma tasbeh sama tongkat, Tapi tank baja !

Ternyata dibalik sengitnya medan jihad, ada orang-orang Indonesia yang ikut serta dalam serangan ke Yaman!
Diperkirakan sekira 200.000 orang yang kemarin hadir pada dauroh syaikh Abdurrazzaq turut dalam perang tersebut ! Membantu sekira 150.000 pasukan yang telah dikerahkan koalisi negara Arab kemarin. Jumlah diatas baru menghitung yang sempat hadir saja, Padahal jumlah yang tidak hadir jauh lebih banyak !
Menurut perhitungan kasar, Total 5.000.000 orang Indonesia membantu menghabisi Syi'ah Hutsi.

Cerita Menarik di Tengah Gentingnya Gedan Jihad
Top of Form
Di Yaman, meski sedang dalam suasana genting terdapat cerita menarik dari masyarakat Yaman, dimana orang-orang keluar rumah, Bawa teh bawa kopi, Gelar tikar, Buka toples nastar
Mau apa mereka ?
Rupanya mau nonton orang perang !
Kilatan peluru yang menyambar-nyambar diatas kepala itu jadi tontonan menarik. Saudara saya cerita, Dua orang pamannya nongkrong di halaman rumah mulai habis isya sampai menjelang subuh, Ditengah malam yang bising dan terang karena ledakan bom serta cahaya dari berondongan senjata berat tanpa henti. Ngapain mereka ? Rupanya sambil mengunyah Ghat dan ngobrol ngalor ngidul, Bom-bom yang meledak dekat mereka itu dituding-tuding, Dibikin tebak-tebakan
- "Nah...Nah...Nah... ! Kena kan ! Apa gue bilang !"
+ "Yaudah, Abis ini kira-kira mana lagi yang kena ? Tebak coba, Kalo salah ente mijetin ana!"
Dan itu bukan cuma dilakukan oleh dua orang tadi. Tapi seisi kampung semalam keluar rumah, Nonton orang perang macam ada pesta kembang api !
Ini gila atau berani ?!
Semoga Allah menguatkan muslimin Yaman, Dan segera menghabisi Hutsi serta Syi'ah-Syi'ah lainnya !
#laporan langsung dari berbagai daerah di Shan'a, A'den, Mukalla, Hadramaut, Shibam, Dll

Analisis Seputar Serangan Bnatuan Saudi Ke Yaman
Setelah menganalisa mendalam, Diperkuat beberapa prediksi pengamat lain macam bang Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa, Saya mendadak pesimis kalau serangan Saudi bakal berlanjut ke Suriah.
Sebab :
1. Jarak.
Yaman dekat Saudi, Tetangga sebelah rumah. Tentu gelar pasukan disitu jauh lebih mudah, Tinggal buka pintu terus lempar petasan, Bubar itu tetangga, daripada upaya gelar pasukan di Suriah yang mesti melompati beberapa negara, Yang belum tentu juga mereka mau dijadikan pangkalan serangan.
2. Tekanan negara lain
Hutsi cuma dibeking Iran secara langsung dan Rusia, sedangkan rezim Suriah dibeking koalisi Iran, Cina, Rusia, Dan sekutu Rusia yang terikat perjanjian kesatuan kawasan. Kalau mentung Hutsi, Yang pasang badan cuma Iran. Tapi kalau macem-macem sama Suriah, Rusia dkk pun turun gunung. Itu kapal-kapal perang Rusia udah bejejer di sepanjang pantai Latakia sampai Tharthus. Sekali salvo meriam kelar acara
3. Status internasional
Hutsi hanya milisi, Yang menginduk pada kebijakan Iran. Macam HizbUllah dkk
Sedangkan Suriah adalah pemerintahan yang diakui oleh dunia. Bedalah ceritanya antara berantem lawan preman kampung sama berantem lawan anak Jenderal. Preman kampung kalau kalah kapok, Anak jenderal kalau kalah pasukan bapaknya yang turun.
4. Alasan politis
Saudi dan Koalisi Negara Arab diundang resmi oleh Presiden Yaman untuk menumpas pemberontakan. Sehingga wajib dan berhak membantu menurut hukum hubungan internasional. Beda hal Suriah, menyerang pemerintah Suriah jelas dianggap penyerangan terhadap sebuah negara dengan kedaulatan yang diakui dunia.
5. Status
Menyerang Hutsi merupakan bagian dari upaya menghabisi pemberontakan
Menyerang Suriah justru sebaliknya : Menolong pemberontak (oleh rakyat). Jadi sudahlah, Saya ikut senang Hutsi digamparin sekarang ini. Tapi mungkin harus menunggu lama untuk melihat aksi yang sama pada Nushairiah.

Top of Form