Jumat, 03 April 2015

Sarjana Muslim Menemukan Amerika 500 Tahun Sebelum Columbus


Sarjana Muslim Asia tengah, Abu Raihan al-Biruni membuat hipotesis keberadaan Amerika di awal abad kesebelas.

Di tengah tumbuhnya pesimisme global mengenai apa yang disebut dengan 'sejarah resmi' yang selama berabad-abad berusaha untuk meyakinkan dunia bahwa penjelajah Spanyol Christopher Columbus adalah orang pertama yang menemukan Amerika, sebuah artikel menyatakan bahwa sarjana Muslim Asia Tengah Abu Raihan al- Biruni-lah yang telah menemukan Amerika berabad-abad sebelum Columbus mengungkapkannya. S. Frederick Starr menulis dalam History Today, yang mana tulisannya menjelaskan bahwa sarjana Muslim memang telah menemukan benua Amerika jauh sebelum Columbus berlayar pada tahun 1498. Menurut artikel tersebut, Abu Raihan al-Biruni, yang lahir pada tahun 973 di negara yang sekarang dikenal dengan Uzbekistan, adalah orang pertama yang secara resmi menyatakan bahwa daratan yang belum ditemukan di laut antara Eropa dan Asia benar-benar ada.

Meskipun al-Biruni, yang membuat klaim pada awal abad kesebelas, namun dirinya tidak pernah berlayar dan melihat secara langsung benua Amerika, keahlian tak tertandingi yang dimilikinya di bidang geografi dan pemetaan membawanya pada kesimpulan bahwa dunia yang dikenal membentang dari pantai barat Eropa dan Afrika ke pantai timur Asia hanya dua perlima dari dunia saja yang dicatat. Ilmu pengetahuan  yang dimilikinya mengenai bahasa India dan Timur Tengah, serta dididik dibidang ilmu matematika, astronomi, mineralogi, geografi, kartografi, geometri dan trigonometri di bawah didikan ulama besar seperti Ahmad al-Farghani, memberinya wawasan yang mendalam mengenai berbagai bidang ilmu dan peradaban. Al-Biruni memulai dedikasinya dengan bekerja di luar lokasi lintang dan longitudinal berbagai kota di Asia Tengah, India, Timur Tengah dan Mediterania.

Setelah mempelajari karya-karya sarjana Yunani Kuno seperti Claudius Ptolemy dan Pythagoras, al-Biruni menjadi beberapa orang yang pada saat itu benar-benar memiliki perhitungan akurat dalam memperkirakan bahwa bumi itu bulat. Gurunya al-Farghani juga memperkirakan bahwa bumi memang bulat, dan  melakukan penyediaan data mengenai pengukuran yang lebih akurat dengan sangat baik mengenai lingkar bumi, yang Columbus sendiri juga menggunakannya sebagai dasar untuk eksplorasi pribadinya. Namun, Columbus gagal mencatat bahwa al-Farghani telah memberikan pengukuran dalam jarak mil Arab dari pada mil Romawi, sehingga membuatnya terlalu meremehkan jarak perjalanannya. Selain itu, Columbus tidak berniat menemukan Amerika ketika ia berlayar, karena ia beranggapan bahwa perjalanannya akan membawanya langsung dari Eropa ke Asia.

Al-Biruni, sebagaimana gurunya, juga memberikan estimasi mengenai ukuran lingkar bumi, yang kemudian memang menjadi jauh lebih akurat, hanya terpaut selisih 10.44 km dari perhitungan modern. Serta mengusulkan bahwa bumi mengorbit pada matahari dari pada gagasan berlawanan yang lebih umum diterima waktu itu, didalam bukunya Codex Masudicus, Biruni juga membuat hipotesis keberadaan Amerika. Teori ini diusulkan sekitar tahun 1037, pada titik dimana al-Biruni telah mencapai usia 70 tahun. Untuk alasan ini, karena tidak memiliki energi maupun sarana untuk membuat perjalanan sendiri, keyakinan al-Biruni tetap menjadi teori belaka. Tidak desebutkan bahwa Amerika belum ditemukan, karena juga terdapat catatan yang mengutip bahwa Norsemen dari Skandinavia telah menjelajahi seluruh Islandia dan Greenland, akhirnya ia sengaja mendarat di Kanada hanya untuk diusir oleh penduduk asli yang sudah tinggal di sana juga telah ada dari akhir abad kesepuluh. Namun, al-Biruni adalah orang pertama di dunia yang dikenal secara resmi mengklaim mengenai apa yang disebut dengan 'dunia baru' memang betul-betul ada.

Diterjemahkan dari: worldbulletin.net
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar