Jumat, 17 April 2015

Kelembutan Rasulullah Dalam Peperangan


Gambar ilustrasi Mujahidin Berkuda

Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya nomor14929, Affan menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami, Abu Bisyr menceritakan kepada kami, dari Sualiman bin Qais, dari Jabir bin Abdullah yang berkata,

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memerangi suku Muharib Khashafah di daerah Nakhl. Lalu mereka melihat kaum muslimin sedang lengah maka ada seorang dari mereka yang disebut bernama Ghaurats bin Harits yang langsung berdiri menghadap kepala Rasulullah shallallahualaihi wa sallam dengan menodongkan pedang.
Dia menyergah beliau, “Ayo,sekarang siapa yang akan menyelamatkanmu dariku.”
Beliau menjawab, “Allah!” Lalu jatuhlah pedang itu dari tangannya yang kemudian diraih oleh Rasulullah shallallahualaihi wa sallam.
Beliau pun berkata kepadanya, “Nah, sekarang siapa yang bisa menyelamatkanmu dariku?”
Dia menjawab, “Oh, tolong jadilah engkau pembalas yang terbaik.”
Beliau bertanya, “Apakah kau mau bersaksi tiada ilah selain Allah?”
Dia menjawab, “Tidak, tapi aku tidak akan memerangimu dan tidak akan bersama kaum yang memerangimu.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun melepaskannya.

Orang ini lalu kembali ke kaumnya dan mengatakan, “Aku baru saja datang dari pertemuan dengan manusia terbaik.”
Asal hadits ini ada dalam Shahih Muslim dan juga disebut oleh Al-Bukhari secara ta’liq, juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban. Para perawinya tsiqah hanya saja Abu Bisyr tidak mendengar langsung dari Sulaiman bin Qais namun melewati bukunya. Ada penguatnya yaitu riwayat Qatadah, tapi Qatadah pun juga tidak mendengar dari Sulaiman sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Bukhari yang dinukil oleh Al-Mizzi dalamTahdzib Al-Kamal pada biografi Sulaiman bin Qais.

Peristiwa penodongan terhadap Rasulullah ini shahih, berdasarkan riwayat Abu Salamah dari Jabir tapi tidak ada detil percakapan dan pemaafan Rasulullah padanya, hanya saja bisa disimpulkan dari konteks kisah itu bahwa beliau membiarkannya pergi. Wallahu a’lam.

Dari sini terlihat bagaimana Rasulullah memberikan permaafan kepada kafir HARBI yang telah menodongnya bahkan tetap tak mau masuk Islam. Bandingkan dengan manhaj takfiri modern yang bahkan telah membunuh pekerja kemanusiaan yang telah masuk Islam. Sungguh hendaklah kita senantiasa mengenang sikap dan kelembutan sang Nabi Agung Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang menampakkan Islam dalam rupa yang bijak tapi tetap tegas berwibawa.

Disadur Ulang Dari Anshari Taslim, 2 Januari 2015.

فرشي التراب - Beralaskan Tanah

اللهم اختم لنا بحسن الخاتمة ولا تختم علينا بسوء الخاتمة
اللهم هوِّن علينا سكرات الموت
فرشي التراب يضمني وهو غطائي
حولي الرمال تلفني بل من ورائي
واللحد يحكي ظلمة فيها ابتلائي
والنور خط كتابه أنسي لقائي
والأهل أين حنانهم باعوا وفائي
والصحب أين جموعهم تركوا إخائي
والمال أين هنائه صار ورائي
والاسم أين بريقه بين الثنائي
هذه نهاية حالي فرشي التراب
والحب ودع شوقه وبكى رثائي
والدمع جف مسيله بعد البكائي
والكون ضاق بوسعه ضاقت فضائي
فاللحد صار بجثتي أرضي سمائي
هذه نهاية حالي فرشي التراب
والخوف يملأ غربتي والحزن دائي
أرجو الثبات فإنه قسماً دوائي
والرب أدعوا مخلصا ً أنت رجائي
أبغي إلهي جنة فيها هنائي
 
Arti :
Beralaskan tanah yang menyelubungiku serta menyelimutiku
Disekitarku terdapat pasir yang melilitku hingga sekujur tubuhku
Dan ketika liang lahat menceritakan kegelapannya, disitulah aku diuji
Dan ketika cahaya telah menuliskan ketetapannya, aku melupakan pertemuanku
Dan keluarga-keluargaku, dimana kasih sayang mereka? mereka telah menjual janji-janjiku
Dan sahabat-sahabatku, ke manakah mereka semua? mereka telah meninggalkan persahabatku
Dan harta-hartaku? masihkah ia memberi kepuasnnya untukku? semua telah lenyap dariku
Dan dimanakah nama serta ketenaranku, masihkah ada pujian untukku?
Inilah akhir dari keadaanku yang beralaskan tanah
Dan ketika cinta telah berpisah dari kerinduannya dan mengisi sebuah ratapan
Dan ketika air mata mengering dari kelopaknya setelah mencucurkan air matanya
Dan ketika alam semesta yang luas menjadi sempit, maka terhimpitlah aku bersama alamku
Maka jadilah semuanya itu sebuah bangkai, itulah seumpama bumi dan langitku
Demikianlah akhir dari keberadaanku yang hanya beralaskan tanah
Dan ketika ketakutan memenuhi keterasinganku, dan ketika kesedihan menimpaku
Hanyalah keteguhan hati yang kuharapkan, karenanya adalah obat penawar bagiku
Wahai Rabb-ku, aku mohon dengan tulus, engkaulah satu-satunya harapanku
Yang kudambakan, wahai tuhanku dalah surgamu, disanalah akan ku dapatkan ketenangan abadiku 

sya'ir Mishary Rashid Al-Afasy

Sabtu, 11 April 2015

Beginilah Keadaan Tempat Tidur Rasulullah Saw

Suatu ketika Sayyidatina Aisyah berkata: Seorang wanita dari kaum Anshar datang kepadaku, lalu ia melihat tempat tidur Rasul Saw. adalah sebuah mantel yg dilipat maka ia pulang, lalu ia mengirimkan tempat tidur yg berisikapas kepadaku. Ketika Rasul Saw. datang kepadaku dan melihat tempat tidur itu Beliau Saw. bertanya, “Apa ini, wahai Aisyah?”
“Wahai Rasul, seorang wanita kaum Anshar datang kepadaku. Ia melihat tempat tidurmu… maka ia pun pulang dan mengirimkan tempat tidur ini kepadaku,” jawab Aisyah.

“Kembalikan tempat tidur itu,” perintah beliau kepadaku, seperti tidak suka dengan pemberian itu.

Namun aku tidak segera mengembalikannya, karena aku suka dengan tempat tidur itu
Hingga beliau memerintahku sebanyak 3 kali, lalu beliau berkata, “kembalikanlah tempat tidur itu, wahai Aisyah. Demi Allah seandainya aku ingin, maka Allah Swt. akan menjalankan gunung emas dan perak bersamaku.” pungkas Rasulullah.


Beliau Saw pernah bersabda, "Rabbku telah menawariku gunung-gunung Makkah akan dijadikan emas untukku. Aku berkata, "ya Allah, aku lebih suka makan sehari dan lapar pada esok harinya. Sehingga jika aku lapar aku dapat merengek-rengek kepada-Mu dan jika aku kenyang aku dapat memuji-Mu dan mensyukuri nimatnikmat-Mu." (HR. Tirmidzi) 

Aisyah pernah ditanya, “Bagaimanakah keadaan tempat tidur Rasul Saw. di dalam rumahmu?”
“Dari kulit yang berisi serabut kurma.” jawabnya. 

Sayiidatina Hafshah juga pernah ditanya, “bagaimanakah keadaan tempat tidur Rasul?” Ia menjawab, “Kain kasar yang dilipat dua dan dihamparkan sebagai alas, lalu beliau tidur diatasnya. ” Suatu malam aku pernah melipat kain itu menjadi empat lipatan untuk memberi kebaikan kepada beliau Saw (agar empuk). Maka ketika pagi datang, beliau bertanya…
“Tempat tidur apakah yang engkau persiapkan untukku malam tadi?”
Aku menjawab, “Itu adalah tempat tidurmu, namun aku telah melipatnya dengan empat lipatan agar engkau tidur lebih nyenyak.”

Beliau Saw. berkata kepadaku “Engkau kembalikan tempat tidur itu pada keadaannya semula, karena ia menghalangiku menunaikan shalat (tahajud) tadi malam". (Dari kitab Syamil Tirmidzi)

Subhanallah ...
Pencinta Rasul Saw. coba renungkan, apakah tempat tidur kita terlalu nyaman sehingga menghalangi kita bangun Shalat malam?? atau jangankan untuk bangun sholat malam, untuk bangun menunaikan shalat subuh pun mungkin berat rasanya menggangkat kelopak mata yang tidak lebih besar dari gunung uhud. Padahal kemuliaan seorang muslim ada pada sholat malamnya, sedang shalat subuh, selain merupakan kewajiban setiap muslim juga menyimpan fadilah yang begitu besar, diantaranya :
  • Dua rakat shalat Fajar pahalanya lebih indah dari pada dunia dan isinya. (HR. Tirmidzi)
  • Selalu berada dalam lindungan Allah swt. Rasulullah Saw bersabda: ”Barangsiapa yang menunaikan sholat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Barangsiapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka. (HR Muslim, At-Tirmizi dan Ibnu Majah)
  • Allah akan memberikan surga yang dijanjikan. Diriwayatkan dari Abu Musa al Asy’ari ra ia berkata Rasulullah Saw bersabda: ”Barangsiapa yang sholat didua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR Al Bukhari). Dua waktu yang dingin itu adalah sholat Subuh dan sholat Ashar.
  • Melihat wajah Allah secara langsung, sebagaimana Hadits Rasulullah Saw  yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah ra: ”Kami sedang duduk bersama Rasulullah saw, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ”Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan sholat sebelum terbit matahari dan sholat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Rasulullah saw mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan sholat Subuh, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits, ”Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR Tirmizi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Pencinta Rasul Saw coba renungkan, apakah tempat tidur kita terlalu empuk sehingga melenakan kita semalaman,?? Jauh berbeda dengan keadaan tempat tidur Rasul Saw, padahal kita mengaku hamba Allah, umat Rasulullah yang mencintai dan mengharap syafaat beliau, sudahkah hati kita mengagungkan Rasululah Saw sehingga yakin dan bersemangat mengamalkan apa yang beliau sampaikan? Adakah demikian kiranya keadaan hati kita saat ini?
Semoga kita bisa meneladani Rasulullah Saw dan mengamalkan setiap sunnah beliau dalam kehidupan kita sehari-hari.
Aammiin.

Selasa, 07 April 2015

#KembalikanMediaIslam, Jangan Sodorkan Kembali Era ORBA Kepada Kami

 Awalnya saya hanya mengikuti perkembangan dan situasi terkini mengenai islam dan muslim diseluruh dunia pada umumnya dan di Indomesia khusunya, melalui media sosial maupun media massa online. Setelah membaca, meneliti, membandingkan, menelusuri sumber dan narasumber, validasi data untuk kemudian meng-analisis sebagai bahan pertimbangan pribadi terkait isu dan masalah yang diangkat pada suatu artikel dalam rangka tabayyun, barulah kemudian saya membagikannya.

Saya membagikannya sekedar untuk membantu tersebarnya manfaat dan kebaikan yang ada pada tulisan tersebut, agar media sosial dipenuhi dengan arus massive mengenai kebaikan, dakwah, dan pelurusan atau penyeimbangan opini.

Jarang sekali saya menulis secara pribadi opini terkait suatu peristiwa atau isu yang sedang hangat berkembang dimasyarakat. Mengingat terbatasnya waktu disebabkan jadwal belajar dan mengajar di pondok pesantren yang cukup padat, (yang pernah nyantri pasti paham). Namun kemarin saya mendapat reply di twitter terkait keikutsertaan saya "bergeriliya" me-retweet beberapa tweet dari teman-teman yang mendukung penolakan terhadap keputusan sepihak Kemenkominfo yang dikomandoi BNPT dalam melakukan pemblokiran 22 situs media online islam yang selama ini telah banyak memberi pencerahaan dan menjadi penyeimbang ditengah pemberitaan media pemerintah-pro pemerintah yang kadang sepihak dan terkesan tidak amanah kepada umat.

Namun ternyata dikemudian hari kedua lembaga negara ini saling tuduh dan berlepas tangan akan tindakan pemblokiran yang mereka lakukan secara sepihak, tanpa mediasasi dan dengan alasan yang hanya bisa diterima oleh "orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan otak diatas rata-rata dalam memaknai radikalisme melalui sudut pandang Paranoid Personality Disorder". Hal ini dikarnakan respon luar biasa dari netizen, dan masyarakat Indonesia secara umum yang tidak habis fikir bagaimana dua lembaga negara ini memaknai kebebasan pers.

Akhirnya mereka membuat dalih-dalih untuk mengelak, mulai dari masalah khilafiyah dalam agama, bid'ah, tahlilan, sebagaimana yang terekam dalam dialog antara BNPT, Wakil MPI Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya beserta direktur Gema Islam Budi Martan Saudin yang disiarkan oleh TV One. Hingga pada alasan yang jauh dari konteks memerangi radikalisme yang selama ini mereka wacanakan, menjelek-jelekan Jokowi katanya sampai  pada alasan pemblokiran dilakukan karena media terkait menggunakan domain .com karena domain Amerika, bukan .co.id yang merupakan domain Indonesia.

Dalam tulisan yang di sampaikan oleh saudara kita Ahmad Dicky Sofyan dan di posting oleh damailahindonesiaku.com kemudian di reply ke twitter saya, beliau seolah ingin menggiring opini dan melakukan pembelaan ditengah dukungan yang semakin meluas dari masyarakat Indonesia kepada media islam serta kekecewaan atas arogansi dua lembaga tadi. Seolah ingin menggambarkan bahwa pemerintahan adalah mutlak benar dan tidak perlu melibatkan elemen-elemen masyarakat yang kompeten dibidangnya dalam memerangi terorisme dan radikalisme. BNPT melalui surat Nomor 149/K.BNPT/3/2015 meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir 19 situs web. Pemblokiran itu dilakukan karena situs-situs tersebut dianggap sebagai situs penggerak paham radikalisme dan sebagai simpatisan radikalisme.

Padahal mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menilai pemerintah tidak bisa secara sepihak memblokir sejumlah situs web yang dianggap bermuatan paham radikalisme. Menurut beliau, pemblokiran situs web tersebut harus melalui putusan pengadilan negeri, sebagaimana dilansir Kompas (31/3/2015).

Lanjut beliau, sudah ada putusan Mahkamah Konstitusi yang mengatur bahwa penindakan atas situs web harus melalui pengadilan. Jika tak ada izin dari pengadilan, maka pemerintah tidak berhak untuk memblokir situs-situs tersebut. Karna hal tersebut sudah menyangkut hak, MK sudah pernah menerbitkan vonis, sebelum ada keputusan pengadilan, tidak bisa melakukan pemblokiran sepihak. 

Semua dari kita tentu sepakat menolak terorisme dan radikalisme dan kita berlepas diri dari segala bentuk terorisme dan radikalisme yang mengatasnamakan agama khususnya islam. Namun kita juga menolak sudut pandang saudara Ahmad Dicky, Kemenkominfo dan BNPT dalam memaknai radikalisme dan terorisme yang seolah men-generalisir simbol-simbol islam yang banyak dijumpai pada kelompok-kelompok yang dianggap radikal adalah mutlak sebagai simbolisasi terorisme dan radikalisme. 

Juga sikap curiga yang berlebihan terhadap umat islam yang hanya ingin kaffah menjalankan syari'at islam dan mengamalkan sunnah Rasulullah Saw dalam kehidupan, sehingga ketika mendapati seorang muslim memelihara janggut, menggunakan celana yang tidak isbal, membahas tentang jihad dan permasalahan umat yang dizolimi diseluruh penjuru dunia, muslimah menggunakan niqab dan atribut sunnah lainnya yang jelas merupakan bentuk kecintaan terhadap Nabinya dan salah satu sebab masuk surganya seorang muslim.
Rasulullah bersabda: 

 “Barang siapa menghidupkan sunnahku maka ia telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga “ ( HR. Thabrani dari Anas ibnu Malik)

“Barangsiapa yang berpegang teguh dengan sunnahku di saat rusaknya umatku, maka baginya pahala seperti pahala orang mati syahid.” (Ath-Thabrani)

Jangan karna ingin memberantas satu kelompok, seluruh umat islam di jadikan sasaran. Sangat tidak bijak ketika hendak memburu singa, lantas membakar seluruh hutan, sebagaimana Amerika yang serampangan dengan dalih ingin memerangi Usamah bin Ladin, Taliban dan Al-Qaeda tapi mengorbankan seluruh warga sipil Irak dan Afganistan.
Begitu Pula pembolikran yang  bahkan dengan jelas diakui oleh pihak Kemenkominfo bahwa mereka tidak terlalu dalam meneliti media yang dianggap menyebarkan dan mendukung radikalisme. Karna hal ini jelas menodai UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 tentang pers yang disahkan oleh bapak BACHARUDIN JUSUF HABIBIE yakni :
Pasal 2
Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

Pasal 3
  1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.  
Pasal 4
  1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
  2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran.
Kita tidak menafik adanya media-media yang mempropagandakan kelompok-kelompok tertentu yang di anggap radikal dam mempropagandakan radikalisme, namun kita juga membela beberapa media yang masuk dalam daftar pemblokiran adalah media yang amanah, jujur dan tulus menyampaikan kebenaran kepada umat, bahkan ada dari mereka yang justru turut andil dalam mendukung pemberantasan terorisme dan kelompok yang di tuduhkan oleh BNPT sebagai kelompok teroris.

Sebagaimana hidayatullah.com, yang telah berkhidmat untuk umat selama 26 tahun, bukan hanya memberi pencerahan lewat tulisan, mereka bahkan mengirim da'i langsung kepedalaman Indonesia, atau arrahmah.com yang banyak memberi pencerahan tentang keadaan saudara-saudara muslim kita di daerah konflik dan menggugah hati umat untuk membantu perjuangan mereka dengan harta, jiwa atau sekedar doa. Juga gemaislam.com yang justru senantiasa beraudiensi dengan BNPT, misalnya pada 22 Juni 2014 Gema Islam mengundang ulama BNPT pada kegiatan yang mereka selenggarakan, pada Agustus mereka mengundang ulama BNPT Saudi bahkan Prof. Irfan Idris selaku Jubir BNPT sendiri menghadiri acara yang mereka selenggarakan.

Satu hal yang kita tangkap dari pemblokiran 22 situs Islam adalah terdapatnya satu pandangan dan topik yang diangkat oleh media-media tersebut, yakni peringatan akan bahanya Syi'ah. Sedang situs-situs Liberal, Komunis, dan Syi'ah tidak serta merta ikut mereka blokir, padahal mereka jauh lebih sesat, lebih berbahaya, lebih besar makarnya dan lebih mengancam kedaulatan NKRI. Kita masih belum lupa dengan peristiwa G-30 S PKI, dan serangan segerombolan Syi'ah terhadapa majelis Dzikir Az-Zikra binaan Ust.Arifin Ilham, konflik Sampang, Madura dan masih banyak lainnya. Permasalahan Syi'ah bukan hanya sekedar masalah aqidah, tapi jaga sudah masuk kedalam ranah politik, karena dalam Pandangan Syiah, Imamiyah wajib hukumnya, maka memperjuangkan dengan menumpahkan darah juga adalah wajib. Banyak negara yang telah menjadi korbannya, Iran, Lebanon, Iraq, Suriah dan yang terbaru adalah Yaman. dan bukan tidak mungkin Indonesia adalah sasaran selanjutnya.

Jangan sampai membuat umat semakin curiga, bahwa jangan-jangan BNPT merupakan perpanjangan tangan untuk meluruskan misi tertentu suatu kelompok, atau ingin mengulang sejarah era orde lama. Karena jika memang betul demikian adanya, sungguh dakwah islam tidak akan terbendung. Ia bagai air yang menjadi kebutuhan penting manusia, dan akan semakin kuat laju dan tekanannya ketika dibendung sekuat apa pun.


وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَىٰٓ إِلَى ٱلْإِسْلَٰمِ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim".

يُرِيدُونَ لِيُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ
"Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". (Qs: 61, 7-8)

Kemudian untuk BNPT, Kemenkominfo dan lembaga pemerintah yang lain marilah kita dengarkan kemudian sesegera mungkin merealisasikan dan mengamalkan nasihat dari Imam Besar New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali yang meminta pemerintah untuk membuat kriteria paham radikal termasuk kriteria bagi media penyebar paham radikal. Dasarnya, karen apabila pemerintah tidak memiliki kriteria sebagai dasar yang kuat, maka pemblokiran situs Islam bisa dianggap mengekang kebebasan berbicara dan berpendapat yang merupakan hak asasi manusia serta warga negara.
Ali yang bertahun-tahun tinggal di Amerika Serikat melihat bahwa sebagai negara adidaya, pemerintah AS tidak melakukan pemblokiran situs-situs Islam selama situs-situs tersebut tidak mengajak pada hal-hal negatif, karna hal tersebut dianggap sebagai kebebasan opini yang merupakan bagian dari demokrasi yang selama ini digaung-gaungkan.

Menurut Ali, Islam memerlukan media untuk penyebarannya. Namun, media yang mendukung penyebaran Islam adalah media yang memiliki karakter Islam. Jujur, tidak manipulatif, dan menjaga Ukhwuwah dan toleransi beragama. Bukan media yang hanya mengatasnamakan Islam akan tetapi menginjak nilai-nilai Islam. 


Wallahu a'lam

Senin, 06 April 2015

Kisah Syaikh Bassam Ayashi, Bersuka-ria Di Hari Syahidnya Sang Putra

 Ini kisah bukan sembarang kisah, kisah anak dan bapaknya yang bagi-bagi manisan di hari kematian anaknya, dan hari ketika tangannya buntung. Berikut keagungan mereka..

BismIllah..
Di kalangan mujahidin Suriah, Syaikh Bassam Ayashi bukan sembarang nama. Orang tua berkewarga negaraan Suriah dan Prancis itu telah melanglang buana sebelum kembali ke pangkuan bumi pertiwi, Suriah. Beliau pernah tinggal di Brussel, Menjadi Imam di Islamic Center Belgia, dan berkeliling Eropa mendakwahkan Islam.
Dakwah beliau bukan tanpa halangan, sekali waktu diajukan ke pengadilan Belgia atas dakwaan merekrut muslim Eropa untuk berjihad di Irak dan Afghanistan. Rekam jejak beliau dalam medan dakwah dan jihad memang tidak terlalu mentereng sebab syaikh Bassam selalu menyembunyikan amalannya. Bertahun-tahun dilalui dengan berjihad dan mengirim mujahidin ke negeri orang, hingga tibalah hari yang dinanti : Api jihad berkobar di tanah tumpah darah !

Maka tak menunggu waktu beliau pulang. Menyertai beliau beberapa anaknya, Seorangnya pemuda gagah berani tampan mempesona, Abdurrahman Ayashi, yang di kemudian hari menjadi komandan kesatuan Shuqur Asy-Syam, Membawahi 600 mujahidin pilihan. Bapak dan anak ini bukan lawan sepadan bagi musuh, dari Syi'ah Nushairiah dan gabungan Syi'ah lain. Di medan perang nama mereka moncer terkenal diantara kawan dan lawan. Dengan mata yang tajam dan tubuh tinggi besar, pantaslah sang anak membuat keder lawan sebelum berhadapan !

Perang demi perang mereka jalani berdua, Sampai suatu ketika buah hati tercinta, Abdurrahman, Syahid (InsyaAllah) dalam operasi menyerang konvoi logistik musuh di dekat Idlib. Terisak kawan dan anak buah sang syuhada membawanya ke rumah ayahanda, mengabarkan bahwa kecintaan beliau telah tiada. Sedih sekali mereka ditinggal komandan yang hebat sekaligus kawan yang erat pada masa sulit menjelang perebutan ibukota propinsi Idlib.

Di rumah duka, Sang ayah telah menunggu, tangannya menggenggam sesuatu. Dan ketika jenazah tiba, Dia hamburkan isinya ! Dibagi-bagikan pada setiap yang hadir, sambil bersenandung gembira.
"Anakku telah tiba, tiba kesini, ke rumah ini, dan tiba kesana, ke langit diatas. Dia kesini aku gembira, hendak kukecup keningnya mesra, dan dia kesana aku lebih gembira, Buah hatiku menunggu di pintu surga.
Maka kenapa kalian berduka ? Aku ayahnya dan aku gembira. Mari sini kita bergembira, Melepas kepergian syuhada."
Seluruh hadirin bukannya tertawa, tapi tangisan mereka makin menjadi-jadi. Menyaksikan ketabahan seorang mujahid, dan ayah dari seorang syahid. Diantara seluruh yang menangis, Hanya Syaikh Bassam yang tersenyum gembira. Pada pembebasan ibukota Idlib beliau kembali terjun, Menenteng sebilah pedang dan sepucuk senjata modifikasi. Membuat malu para pemuda, Membakar semangat orang-orang tua.

Ketika ibukota Idlib dibebaskan, Beliau berteriak lantang.
"Aku melihat anakku pada semua kalian yang disini !"
Lalu kembali beliau bagi-bagikan manisan dan coklat kepada para mujahid. Seperti dulu dia bagikan ketika anaknya syahid, Dan tangan beliau buntung terkena bom mobil !
Nama beliau indah dan semakin indah ketika sifatnya pun serupa,
Bassam : Yang selalu tersenyum.

Mari, Perjuangan rakyat Suriah belum usai, kita bantu mereka, dengan bahan makanan, baju, Selimut, tenda atau bahkan hanya sebuah Al-Qur'an yang harganya tak seberapa. Semoga dengan itu Allah mencatat kita sebagai pelaku amal shalih di jalan-Nya.

Sumber : FB Fathi Yazid Attamimi

Jumat, 03 April 2015

Kisah Jasad Sahabat Nabi Yang Masih Utuh Meski Telah Dimakamkan Ribuan Tahun

PADA tahun 1932 (atau tahun 1351H), raja Iraq yang bernama Shah Faisal I bermimpi dimana dalam mimpinya ia ditegur oleh Hudhaifah al-Yamani (salah seorang sahabat Nabi) yang berkata:

“Wahai raja! Ambillah jenazahku dan jenazah Jabir al-Ansari (juga salah seorang sahabat nabi) dari tepian sungai Tigris dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburanku sekarang dipenuhi oleh air; kuburan Jabir juga sedang dipenuhi oleh air.”


Mimpi yang sama terjadi berulang-ulang pada malam-malam berikutnya akan tetapi Raja Faisal I tidak peduli dengan mimpi itu karena ia merasa ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga Hudhaifa al-Yamani hadir dalam mimpi Mufti Besar Iraq. Hudhaifa al-Yamani berkata dalam mimpi sang Mufti itu:

“Aku telah memberitahu raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazahku akan tetapi tampaknya ia tidak peduli. Beritahukanlah kepada raja agar ia mau sedikit berempati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami.”


Lalu setelah mendiskusikan masalah ini, Raja Faisal, disertai oleh Perdana Menteri dan Mufti Besar bermaksud untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskan bahwa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan Perdana Menteri akan memberikan pernyataan kepada pers supaya semua orang tahu tentang rencana besar ini. Kemudian diumumkan kepada umum bahwa rencana ini akan dilangsungkan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Dzhuhur dan Ashar. Kuburan kedua sahabat Nabi itu akan dibuka dan jenazahnya (atau mungkin kerangkanya) akan dipindahkan ke tempat lain.

Karena pada waktu itu sedang musim haji, maka para jamaah haji juga ikut berkumpul di kota Mekah. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri proses ekskavasi dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses ekskavasi itu ditunda hingga mereka selesai beribadah haji. Akhirnya Raja Faisal setuju untuk menangguhkannya dan mengundurkannya hingga tanggal 20 Dzulhijjah.

 
Setelah shalat Dzuhur dan Ashar, pada tanggal 20 Dzulhijjah tahun 1351 (Hijriah) atau tahun 1932 Masehi, orang-orang berdatangan ke kota Baghdad. Yang datang bukan saja kaum Muslimin melainkan juga kaum Non-Muslim. Mereka berkumpul di kota Baghdad hingga penuh sesak. Ketika kuburan Hudzaifa al-Yamani dibuka segera mereka melihat bahwa kuburan itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh Hudzaifa al-Yamani diangkat dengan menggunakan katrol dengan sangat hati-hati agar tidak rusak dan kemudian jenazah yang tampak masih sangat segar itu dibaringkan di sebuah tandu. Kemudian Raja Faisal beserta Mufti Besar, Perdana Menteri dan Pangeran Faruq dari Mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti mati dati kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-jenazah itu. Tubuh Jabir bin Abdullah Al-Ansari juga dipindahkan ke peti mati dari kaca yang sama dengan cara yang sama hati-hatinya dan dengan segenap penghormatan.

 
Pemandangan yang sangat menakjubkan itu sekarang sedang dilihat oleh banyak orang laki-laki dan perempuan, muda dan tua, miskin dan kaya, Muslim dan Non-Muslim. Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi yang kurang dikenal kaum Muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh bakteri pengurai sedikitpun. Keduanya dengan mata terbuka menatap kedepan menatap kenabian yang mana keduanya membuat para penonton terperangah dan tak bisa menutup mulutnya.

Kebisuan mengharu biru … Mereka seolah tak percaya atas apa yang mereka saksikan pada hari itu.

 
Selain tubuh keduanya yang tampak segar bugar, juga peti mati mereka yang juga tampak masih utuh dan baru; juga pakaian yang mereka kenakan pada saat dikubur semuanya utuh dan kalau dilihat sekilas seolah-olah kedua sahabat nabi dan pahlawan Islam ini masih hidup dan hanya terbaring saja.

Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kuburan yang baru tidak jauh dari kuburan sahabat sejati nabi lainnya yaitu Salman Al-Farisi yang terletak di SALMAN PARK kurang lebih 30 mil jauhnya dari kota Baghdad. Kejadian ajaib ini sangat mengundang kekaguman para ilmuwan, kaum filsafat, dan para dokter. Mereka yang biasanya sangat sering berkicau memberikan analisa sesuai dengan bidangnya masing-masing, kali ini tertunduk bisu terkesima dengan kejadian yang teramat langka.


Salah satu dari mereka ialah seorang ahli fisiologis dari Jerman yang kelihatan sekali sangat tertarik dengan fenomena ini. Ia sangat ingin melihat kondisi tubuh jenazah kedua sahabat nabi itu yang pernah dikuburkan selama kurang lebih 1300 tahun lamanya. Oleh karena itu, ia serta merta langsung mendatangi Mufti Besar Iraq. Sesampainya ia di tempat dimana peristiwa akbar itu terjadi, ia langsung memegang kedua tangan sang Mufti dengan eratnya sambil berkata: “Bukti apalagi yang bisa lebih menguatkan bahwa Islam itu benar. Aku sekarang akan masuk Islam dan tolong ajari aku tentang Islam.”


Di hadapan orang banyak beribu-ribu jumlahnya yang menyaksikan dirinya, dokter dari Jerman itu menyatakan keIslamannya. Demi melihat itu banyak orang lainnya yang beragama Kristen atau Yahudi turut juga menyatakan diri sebagai Muslim pada saat itu karena mereka telah melihat bukti yang sangat nyata dipampangkan di depan mereka. Ini bukan yang pertama dan terakhir. Masih banyak lagi kaum Nasrani dan Yahudi serta dari agama lain yang berbondong-bondong masuk Islam karena telah menyaksikan atau turut mendengar kejadian aneh nan menakjubkan. [yudi bahctiar/Islampos]

PERKATAAN RASULULLAH TENTANG SYI’AH TELAH TERBUKTI HARI INI

Oleh: Al-Ustadz Muhammad Thalib

Syi’ah sebuah kelompok agama yang memiliki prinsip-prinsip ajaran:

Al-Qur’an sudah berubah dari aslinya, baik karena adanya tambahan atau pengurangan pada saat dikumpulkan oleh para sahabat di masa khalifah Abu Bakar. Hal ini dinyatakan oleh ulama Syi’ah bernama At-Tabrizi dalam bukunya Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab.


Mereka melebihkan imam-imam Syi’ah di atas seluruh para Nabi seperti yang ditulis oleh Al-Kulaini dalam kitabnya Al-Kafi dan tokoh Syi’ah modern Khomaini.

Sangat penuh rasa benci pada tokoh-tokoh utama sahabat Nabi: Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafsah radhiyallahu ‘anhum. Mereka menganggap para tokoh sahabat yang menjadi kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai penjahat ulung terhadap ajaran Rasulullah.

 
Berkeyakinan bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu yang belum terjadi, tetapi para imam Syi’ah mengetahui segala sesuatu di masa lalu, masa kini dan akan datang.

Dengan adanya doktrin-doktrin keagamaan semacam ini, patutkah Syi’ah dikategorikan sebagai salah satu komunitas muslim sebagaimana halnya komunitas ahlussunah wal jama’ah.

Syi’ah yang memiliki doktrin sebagaimana yang disebut di atas, telah dinubuwatkan oleh Rasulullah sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh imam Ath-Thabrani dalam kitab Al-Mu’jam Al-Kabir no. 12998

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قال : كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَعِنْدَهُ عَلِيٌّ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « يَا عَلِيُّ ، سَيَكُوْنُ فِي أُمَّتِيْ قَوْمٌ يَنْتَحِلُوْنَ حُبَّنَا أَهْلَ الْبَيْتِ لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ الرَّافِضَةَ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّهُمْ مُشْرِكُوْنِ ».

Dari Ibnu Abbas ujarnya, saya pernah berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersamaan dengan Ali. Saat itu Nabi bersabda kepada Ali: Wahai Ali, nanti akan muncul di tengah umatku suatu kaum yang berlebihan dalam mencintai kita ahlul bait, mereka dikenal dengan nama Syi’ah Rafidhah. Karena itu bunuhlah mereka sebab mereka adalah kaum musyrik.

 
Selain dari nubuwat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini, khalifah Ali bin Abi Thalib sendiri berkata: di belakang kami kelak akan muncul suatu kaum yang mengaku cinta kepada kamu. Mereka suka berdusta dengan nama kamu, mereka sebenanya  keluar dari Islam. Ciri mereka yaitu gemar memaki Abu Bakar dan Umar.


Ammar bin Yasir berkata kepada seorang laki-laki yang mencerca Aisyah ketika berada di sisi Ammar bin Yasir: “Pergilah kamu wahai orang yang celaka, apakah engkau senang menyakiti kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR At-Tirmidzi, hadits hasan]

Semua golongan Syi’ah senang sekali mencera Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Demikianlah sebenarnya sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Ali bin Abi Thalib, dan Ammar bin Yasir yang oleh kaum Syi’ah dipandang sebagai tokoh-tokoh mereka, tetapi ternyata menyuruh kita untuk memerangi Syi’ah karena mereka musyrik atau keluar dari Islam.

Sarjana Muslim Menemukan Amerika 500 Tahun Sebelum Columbus


Sarjana Muslim Asia tengah, Abu Raihan al-Biruni membuat hipotesis keberadaan Amerika di awal abad kesebelas.

Di tengah tumbuhnya pesimisme global mengenai apa yang disebut dengan 'sejarah resmi' yang selama berabad-abad berusaha untuk meyakinkan dunia bahwa penjelajah Spanyol Christopher Columbus adalah orang pertama yang menemukan Amerika, sebuah artikel menyatakan bahwa sarjana Muslim Asia Tengah Abu Raihan al- Biruni-lah yang telah menemukan Amerika berabad-abad sebelum Columbus mengungkapkannya. S. Frederick Starr menulis dalam History Today, yang mana tulisannya menjelaskan bahwa sarjana Muslim memang telah menemukan benua Amerika jauh sebelum Columbus berlayar pada tahun 1498. Menurut artikel tersebut, Abu Raihan al-Biruni, yang lahir pada tahun 973 di negara yang sekarang dikenal dengan Uzbekistan, adalah orang pertama yang secara resmi menyatakan bahwa daratan yang belum ditemukan di laut antara Eropa dan Asia benar-benar ada.

Meskipun al-Biruni, yang membuat klaim pada awal abad kesebelas, namun dirinya tidak pernah berlayar dan melihat secara langsung benua Amerika, keahlian tak tertandingi yang dimilikinya di bidang geografi dan pemetaan membawanya pada kesimpulan bahwa dunia yang dikenal membentang dari pantai barat Eropa dan Afrika ke pantai timur Asia hanya dua perlima dari dunia saja yang dicatat. Ilmu pengetahuan  yang dimilikinya mengenai bahasa India dan Timur Tengah, serta dididik dibidang ilmu matematika, astronomi, mineralogi, geografi, kartografi, geometri dan trigonometri di bawah didikan ulama besar seperti Ahmad al-Farghani, memberinya wawasan yang mendalam mengenai berbagai bidang ilmu dan peradaban. Al-Biruni memulai dedikasinya dengan bekerja di luar lokasi lintang dan longitudinal berbagai kota di Asia Tengah, India, Timur Tengah dan Mediterania.

Setelah mempelajari karya-karya sarjana Yunani Kuno seperti Claudius Ptolemy dan Pythagoras, al-Biruni menjadi beberapa orang yang pada saat itu benar-benar memiliki perhitungan akurat dalam memperkirakan bahwa bumi itu bulat. Gurunya al-Farghani juga memperkirakan bahwa bumi memang bulat, dan  melakukan penyediaan data mengenai pengukuran yang lebih akurat dengan sangat baik mengenai lingkar bumi, yang Columbus sendiri juga menggunakannya sebagai dasar untuk eksplorasi pribadinya. Namun, Columbus gagal mencatat bahwa al-Farghani telah memberikan pengukuran dalam jarak mil Arab dari pada mil Romawi, sehingga membuatnya terlalu meremehkan jarak perjalanannya. Selain itu, Columbus tidak berniat menemukan Amerika ketika ia berlayar, karena ia beranggapan bahwa perjalanannya akan membawanya langsung dari Eropa ke Asia.

Al-Biruni, sebagaimana gurunya, juga memberikan estimasi mengenai ukuran lingkar bumi, yang kemudian memang menjadi jauh lebih akurat, hanya terpaut selisih 10.44 km dari perhitungan modern. Serta mengusulkan bahwa bumi mengorbit pada matahari dari pada gagasan berlawanan yang lebih umum diterima waktu itu, didalam bukunya Codex Masudicus, Biruni juga membuat hipotesis keberadaan Amerika. Teori ini diusulkan sekitar tahun 1037, pada titik dimana al-Biruni telah mencapai usia 70 tahun. Untuk alasan ini, karena tidak memiliki energi maupun sarana untuk membuat perjalanan sendiri, keyakinan al-Biruni tetap menjadi teori belaka. Tidak desebutkan bahwa Amerika belum ditemukan, karena juga terdapat catatan yang mengutip bahwa Norsemen dari Skandinavia telah menjelajahi seluruh Islandia dan Greenland, akhirnya ia sengaja mendarat di Kanada hanya untuk diusir oleh penduduk asli yang sudah tinggal di sana juga telah ada dari akhir abad kesepuluh. Namun, al-Biruni adalah orang pertama di dunia yang dikenal secara resmi mengklaim mengenai apa yang disebut dengan 'dunia baru' memang betul-betul ada.

Diterjemahkan dari: worldbulletin.net