Minggu, 27 September 2015

Keberanian Para Sahabat R.hum Pada Perang Uhud


Dalam perang Uhud, kaum muslimin mengalami sedikit kekalahan. Sebab utamanya adalah karena tidak mentaati Rasulullah saw, beberapa sahabat yang ditugasi Rasulullah untuk berjaga di suatu pos yang strategis di dekat bukit Uhud tidak mengindahkan perintah untuk tidak meninggalkan tempat mereka apa pun yang terjadi.

"Janganlah kalian meningggal tempat ini dalam keadaan apa pun, karena musuh dapat menyerang dari sana." Tegas Rasulullah.
Pada permulaan perang, kaum muslimin telah memperoleh kemenangan dan kaum kafir melarikan diri tunggang langgang. Melihat kondisi ini, pasukan yang ditugasi Rasulullah saw berjaga meninggalkan tempat mereka, mereka mengira bahwa kaum muslimin telah menang dan perang telah usai, sehigga mereka sibuk mengumpulkan harta ghonimah.

Pimpinan pasukan telah melarang mereka dan mengingatkan agar tidak meninggalkan bukit, karna Rasulullah memerintahkan untuk tetap berada di pos mereka apa pun yang terjadi, dan belum ada perintah baru dari Rasulullah untuk meninggalkan tempat dimana mereka ditugasi berjaga. Mereka pun turun dan meninggalkan pos mereka yang begitu strategis sekaligus melanggar perintah Rasulullah, pada saat itulah pasukan kafir yang melarikan diri melihat kesempatan dan celah kososng dari titik strategis yang telah ditinggalkan oleh pasukan kaum muslimin. Maka mereka segera kembali dan menyerang kaum muslimin dari arah sana, hal ini sama sekali tidak diduga oleh kaum muslimin, sehingga mereka terkepung dari dua arah yang menyebabkan barisan kaum muslimin jadi terceri berai dan kondisi menjadi kacau balau.

Melihat kondisi demikian, sahabat Anas r.a menceritakan bahwasanya ia melihat sahabat Sa'ad r.a berlari menuju kemelut medan Uhud. Sahabat Anas bertanya, "hai Sa'ad, akan kemanakah engkau?"
"Demi Allah, aku mencium harum surga dari arah Uhud." Setelah berkata demikian, ia mengacungkan pedang ditangannya dan menyerbu ketengah kaum kafir sambil bertekad tidak akan berhenti berperang sebelum ia mendapatkan syahid, sehingga ia pun syahid di medan Uhud. Ketika diperiksa tubuhnya begitu rusak, kurang lebih terdapat 80 luka akibat tebasan pedang dan panah yang mengenai sekujur tubuhnya. Hanya saudara wanitanya yang dapat mengenalinya melalui ujung jemarinya.

Begitu banyaknya sahabat yang gugur syahid, juga adanya sebagian sahabat yang melarikan diri, menyebabkan kaum kafir dengan mudahnya mengepung Rasulullah. Lalu mereka mengumumkan bahwa Rasulullah saw telah terbunuh, berita ini membuat para sahabat semakin panik menjadi-jadi, sebagian ada yang melarikan diri, sebagian yang lain bercerai berai tanpa komando.

Sahabat Ali r.a bercerita, "ketika orang-orang kafir mengepung kaum muslimin, aku tidak melihat Rasulullah saw, aku segera mencari beliau diantara orang-orang yang masih hidup tetapi tidak kutemukan. Lalu aku mencari diantara mayat para syuhada, disana pun tidak ku temukan. Tidak mungki Nabi saw melarikan diri dari pertemuran, pikirku. Mungkin karena perbuatan kami, Allah marah kepada kami sehingga Allah mengangkat kekasih-Nya kelangit. Aku tidak dapat mengira-ngira kemungkinan lain tentang Nabi yang lebih baik dari itu".

"Aku segera mencabut pedang kemudian terjun ketengah pertempuran dengan perasaan bahwa aku akan gugur dalam pertempuran ini. Aku terus bertempur sehingga sebuah jalan terbuka ditengah kepungan itu, pada saat itulah terlihat olehku Rasulullah saw. bukan main gembiranya hatiku, aku yakin Allah melindungi kekasih-Nya melalui para malaikat-Nya. Aku segera menjumpai beliau dan berdiri disisinya, tiba-tiba muncullah pasukan kafir Quraisy untuk menyerang Rasulullah saw. Beliau bersabda, "hai Ali, tahanlah mereka." Aku langsung mengahadapi mereka seorang diri dengan segenap keberanianku, sehingga sebagian dari mereka melarikan diri dan sebagian yang lain dapat kubunuh. Lalu datanglah pasukan kedua hendak menyerang Rasulullah saw lagi, Rasulullah memberi isyarat kepadaku agar melawan mereka, maka aku pun melawan mereka seorang diri."

Ketika peristiwa tersebut berlangsung, Jibril memuji keberanian Ali r.a, Rasulullah saw bersabda, "sesungguhnya Ali adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari Ali." Ucapan Rasulullah itu menunjukan sempurnanya kesatuan, dan Jibril a.s berkata, "aku bagian dari kalian berdua."

Dari kitab Qurratul Uyun.